Lima mahasiswa ITS ciptakan mesin pengering padi
Lima mahasiswa ITS ciptakan mesin pengering padi
Lima siswa dari Institut Teknik Fisika Teknologi pada September (ITS) Surabaya telah mengembangkan mesin pengering untuk mempertahankan budaya hortikultura berdasarkan smartphone dan untuk mengoptimalkan produksi beras petani.
Ketua tim Achmad Syarif Hidayat di Surabaya mengatakan pada hari Jumat bahwa perangkat yang ia kembangkan bersama empat temannya Indra Yogi Prayuga, Sapto Wahyu Sudrajat dan Windy Rizqia Arsy disebut sebagai “Horticultural Fluid Flow Drier” (H-FLORY) dan bersuhu sensor sensitif dan kelembaban dilengkapi sebagai bagian dari sistem otomasi.
“Sejauh ini, petani di Indonesia telah menggunakan metode pengeringan konvensional dengan keterbatasan iklim. Banyak solusi muncul dari masalah iklim seperti pembakaran biasa, oven dan mereka yang memiliki sistem otomasi canggih. Tetapi itu pun masih belum hemat energi,” kata Achmad.
Dia menjelaskan bahwa pengaturan suhu dan kelembaman tidak sama
antara jenis pabrik selama operasi. Oleh karena itu, alat ini khusus dirancang untuk jenis tanaman tertentu. Demikian juga, cabai hanya boleh dipanaskan hingga suhu 60 derajat Celcius.
Data disimpan di “smartphone” yang terhubung ke Bluetooth. Dengan aplikasi yang disediakan, pengguna dapat dengan mudah bekerja sesuai dengan jenis tanaman dan suhu yang diinginkan.
Dia mengatakan pengering konvensional memerlukan waktu lima hingga tujuh hari.
Sementara H-FLORY mampu mengeringkan hingga delapan kilogram produk dalam waktu 12 jam. Dikatakan hemat energi karena perangkat ini hanya membutuhkan 1,5 kilogram gas untuk memasok api.
“Peralatan kami dilengkapi dengan kotak kontrol yang dapat memonitor suhu dan kelembaban di dalamnya,” kata Achmad.
Achmad menambahkan, alat itu dapat mendistribusikan panas secara merata
, meski memiliki rak bertumpuk berukuran 50 x 50 x 50 cm. “Desainnya dapat menawarkan kualitas yang sama di semua tingkatan,” katanya.
Baca Juga :